Contoh Surat Rekomendasi yang Bagus untuk Melamar Beasiswa ke Luar Negeri

Surat rekomendasi dari setidaknya dua orang biasanya akan diminta pada saat kita melamar beasiswa untuk studi lanjut ke luar negeri. Surat tersebut lazimnya ditulis oleh atasan dan mantan dosen pembimbing kita, serta memiliki bobot yang tinggi pada proses seleksi beasiswa karena menjadi semacam testimoni bahwa kita memang capable untuk menempuh kuliah di luar negeri nanti.

Sayangnya, surat tersebut tak jarang hanya berisi hal yang sifatnya umum-umum saja. Oleh sebab kesibukan yang tinggi, pihak penulis surat boleh jadi telah memiliki semacam ‘master’ surat rekomendasi. Sehingga apabila ada yang minta dibuatkan, cukup ganti nama, edit sedikit, lalu jadi. Praktis, namun kekuatan surat menjadi lemah karena berbagai hal spesifik yang semestinya bisa ditonjolkan justru tidak tertuang.

Lantas apa yang bisa kita lakukan? Sembari minta dibuatkan surat rekomendasi, saran saya sampaikan pada mereka: saya sudah buatkan konsepnya! Dengan cara ini, berbagai detail bisa tertuang dengan baik, dan atasan atau mantan dosen tinggal mengoreksi saja (kecuali jika pihak beasiswa sudah menyediakan formatnya, maka lain cerita). Jika dianggap sudah oke, mereka tinggal tanda tangan (ini seringkali menjadi win-win solution: kita diuntungkan karena konten surat menjadi lebih “kaya”, sementara pemberi rekomendasi diringankan pekerjaannya karena konsep surat sudah disediakan).

Nah, apa saja poin-poin yang idealnya tertuang di surat tersebut? Saya mencermati dua surat rekomendasi outstanding yang pernah ditulis oleh mantan dosen saya di Universitas Bremen, Jerman (Dr. Tim Jennerjahn), dan co-supervisor S3 saya sekarang (Dr. Christopher J. Glasby), surat rekomendasi yang bagus minimal berisi beberapa hal sebagai berikut.

  1. Statement bahwa mereka mengenal kita selama kuran waktu tertentu dalam kapasitas yang spesifik (misalnya sebagai dosen pembimbing, atau partner penelitian, atau pemimpin proyek riset yang kita terlibat di dalamnya).
  2. Statement bahwa mereka mendukung rencana studi lanjut kita dan yakin akan kapabilitas kita disertai dengan alasan-alasan yang spesifik (misalnya kita pernah mengambil mata kuliah yang beliau ampu dan mendapat nilai memuaskan, atau kita pernah terlibat di proyek riset yang dipimpin beliau dan berkontribusi secara signifikan, atau saat ini kita sedang terlibat dalam joint research dengan beliau dengan hasil riset yang menjanjikan, dan lain sebagainya). Singkatnya, konten surat lebih banyak memberi bukti-bukti yang riil ketimbang sesuatu yang sifatnya umum-umum saja.
  3. Jika pembuat surat adalah atasan, akan baik sekali kalau di akhir surat diberi pernyataan tambahan bahwa usai merampungkan studi kita akan diterima kembali untuk bekerja di institusi asal (ini karena pihak beasiswa biasanya lebih menyukai calon penerima beasiswa yang akan kembali ke tanah air untuk berkontribusi sesuai dengan bidang ilmu yang dipelajari di luar negeri).

Untuk lebih jelasnya, berikut contoh surat rekomendasi yang ditulis oleh Dr. Tim Jennerjahn saat saya melamar beasiswa New Zealand ASEAN Scholarships (NZAS) untuk program studi doktoral Marine Science di Universitas Auckland, New Zealand.

Letter of Recommendation

Dear Sir/ Madam,

I know Mr. Joko Pamungkas since 2005 when he was an S1 student (in the Indonesian system almost equivalent to B.Sc.) at the Jenderal Soedirman University (UNSOED) in Purwokerto, Indonesia. At that time he joined our international research team investigating the effects of human activities on the ecology of the Segara Anakan Lagoon in south central Java, Indonesia. This project forms cluster 2 of the Indonesian – German research and education programme SPICE (Science for the Protection of Indonesian Coastal Marine Ecosystems) and is being coordinated by Dr. Edy Yuwono (UNSOED) on the Indonesian side and by me on the German side.

Between February 2005 and January 2007, Mr. Joko Pamungkas participated in a number of research and education activities within the frame of our bilateral project. He participated in sampling campaigns in the Segara Anakan Lagoon and laboratory work at the Biology Faculty of UNSOED. He organized field trips and operated and maintained scientific gear to obtain water, sediment and benthos samples. His ability to work self-dependent and to take responsibility contributed largely to a smooth continuation of field work even inbetween joint German-Indonesian sampling campaigns. In the field he helped in the collection, sieving and sorting of macrobenthos samples and in the laboratory he contributed to the taxonomic identification of macrobenthic organisms.

Mr. Joko Pamungkas performed his S1 study also within the frame of the SPICE project. His thesis entitled “Macrobenthos community in the Segara Anakan mangrove area: a comparison study of their diversity and abundance from offshore to inside mangrove” contributed to the overall research goals of SPICE. He presented preliminary results of his thesis in a very good talk during an international SPICE workshop held at UNSOED in Purwokerto in January 2006. Because of the high quality of his thesis work his results made a significant contribution to an international publication in the journal Regional Environmental Change. Moreover, he successfully participated in an “International course on benthic ecology: benthic organisms in mangrove forests and tidal flats” held by the ZMT scientist Dr. Inga Nordhaus in Purwokerto in August 2005.

Besides his stamina in conducting sampling campaigns consequently and precisely over months he displayed keen perception in learning and applying state of the art methodology. He also demonstrated his intellectual ability during his S1 thesis study and when giving the talk during our international workshop. Since then he had the aim to pursue his studies in the International Studies on Aquatic Tropical Ecology (ISATEC) in Bremen. He knew in detail about the requirements for application and therefore chose a job in which he could gain professional experience in his field of work. Over the years he stayed in touch and discussed aspects of his research on the benthos ecology of Indonesian coastal areas with us thereby gaining experience and improving his professional expertise. Finally, he was accepted for the ISATEC Master course and studied in Bremen betwenn 2011 and 2013. During that time he attended my course on “Biogeochemical Cycling of Elements in the Aquatic Environment” and we had discussions from time to time. He conducted his M.Sc. Thesis project again in the SPICE Cluster coordinated by me and did a very good job.

He is a highly motivated student and upright person and I am also impressed by his persistency in trying to pursue his studies. Therefore, I think, he is extremely well prepared for a doctorate.

Dr. Tim Jennerjahn

Selanjutnya, berikut ini adalah konsep surat rekomendasi yang saya buat sendiri dan disetujui oleh Kepala Pusat Penelitian Laut Dalam – LIPI untuk melamar beasiswa yang sama.

LETTER OF REFERENCE

To whom it may concern,

I, as the director of the Research Center for Deep Sea, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), fully support Mr. Joko Pamungkas’ application for a doctoral study at the University of Auckland (Faculty of Science, Institute of Marine Science), as the degree (Ph.D) is most important for his further career as an Indonesian scientist.

I have personally known Mr. Pamungkas since 2008, and in the last five years he has demostrated his great capabilities as a young researcher. Through the DAAD scholarship, he in 2013 completed a Master of Science (M. Sc.) degree in the International Studies in Aquatic Tropical Ecology (ISATEC) program at the University of Bremen, Germany, with good academic results.

During his master study in Germany, Mr. Pamungkas also won a CSIRO fellowship to attend the 11th International Polychaete Conference in Sydney. His poster entitled ‘Utilization of Wawo Worms (Annelida, Polychaeta) in Ambon Island, Indonesia’ was awarded as ‘The Best Student Poster with Special Commendation’ at the conference. In the same month and place, he also participated in two international workshops, i.e. ‘Special Workshop on Microscope Photography & Preparation of Material for SEM’ and ‘Invasive Polychaete Workshop’, funded by Science for the Protection of Indonesian Coastal Marine Ecosystems (SPICE), i.e. a bilateral marine research project between Indonesia and Germany.

Since 2009, Mr. Pamungkas is used to collaborating with international research institutions such as the Museum and Art Gallery of the Northern Territory (MAGNT), Australia, and the Center for Tropical Marine Ecology (ZMT), Germany. Through these collaborations, he has been producing several international publications (please see his CV for more detailed information), and successfully organized an international workshop on ‘Marine Taxonomic Study and Reference Collection Management’ in Ambon, June 12th, 2014, with Dr. Christopher J. Glasby (MAGNT) as the keynote speaker.

Mr. Pamungkas is, moreover, active in writing his opinions in local newspapers, and published several attractive videos on YouTube in order to disseminate his work (please visit http://www.youtube.com/user/ppld2014). His original video on ‘Laor – Delicious Marine Worms from Ambon Island, Indonesia’ reflects his interest, and has been used as a source of teaching material at some universities in the world.

Mr. Pamungkas is the only polychaete researcher in our institution, and is among a very few scientists in our country who dedicate themselves to study Indonesian marine worms. Therefore, once he is trained, he could be a role model in this field of research.

Considering his previous scholastic achievements (please see his CV for more detailed information), hard-working attitude and persistence, I do believe that Mr. Pamungkas will succeed in doing his doctoral study at the University of Auckland, and become a great asset to our marine research institute. Herewith, I also guarantee that Mr. Joko Pamungkas will return to his home country and be re-employed by our institution as soon as he completes his postgraduate study in New Zealand.

Sincerely yours,

Dr. Augy Syahailatua

Lantas, bagaimana jika pemberi rekomendasi tidak memiliki jabatan struktural (misalnya, dosen atau peneliti biasa)? Apakah hal tersebut akan mengurangi bobot surat? Menurut hemat saya, sejauh pemberi rekomendasi cukup mengenal “sepak terjang” kita dan memiliki relevansi yang kuat dengan aktivitas profesional kita (misalnya, mantan pembimbing skripsi atau calon supervisor), surat akan tetap memiliki “kekuatan”. Agar surat tetap terlihat formal, tampilan surat bisa “diakali” dengan mencantumkan detail penulis surat yang umumnya meliputi afiliasi, alamat lengkap institusi berikut telepon, email dan alamat website, serta logo. Perhatikan contoh surat di bawah ini (tanda tangan elektronik dibubuhkan belakangan oleh supervisor saya).

Letter of Support

Demikian semoga setidaknya bisa memberi sedikit gambaran.

Semoga sukses!

BACA JUGA ARTIKEL-ARTIKEL SAYA LAINNYA YANG MUNGKIN BERMANFAAT BUAT ANDA:

Bahasa Inggris Pas-Pasan, Kuliah di Luar Negeri: Mungkinkah?

Beasiswa NZAS untuk Membawa Keluarga: Cukupkah?

Biaya Hidup di Selandia Baru

Contoh E-Mail Perkenalan ke Calon Supervisor untuk Studi Doktoral di Luar Negeri

Contoh Letter of Motivation untuk Studi ke Luar Negeri

Daftar Dosen Ilmu Kelautan di Universitas Auckland yang Berpotensi Menjadi Calon Supervisor

Kemampuan Pas-Pasan, Kuliah di Luar Negeri: Mungkinkah?

Lima Kelemahan Beasiswa New Zealand ASEAN Scholarships (NZAS)

Lima Part-Time Jobs Paling Populer di Auckland untuk Mahasiswa Indonesia

List Barang untuk Sekolah di Luar Negeri

Mengatasi “Teror” Supervisor Saat Studi di Luar Negeri

Pertanyaan Wawancara Beasiswa ke Luar Negeri

Tiga Kunci Sukses Studi Master di Luar Negeri

Tips Membawa Keluarga ke Luar Negeri

Tips Menulis Proposal Riset untuk Studi S3 di Luar Negeri

Trik Menulis Kalimat Kompleks dalam Bahasa Inggris

46 tanggapan untuk “Contoh Surat Rekomendasi yang Bagus untuk Melamar Beasiswa ke Luar Negeri

  1. Bagus sekali kak letter of reference nya.. background nya berat sekali 😂
    Bagaimana dengan saya yg belum memiliki background sekuat itu ataupun research yg bagus? Apakah nantinya akan tetap dipertimbangkan?

    Suka

    1. Hi Ammee.

      Maaf baru balas. Ngga papa. Yang penting spesifik & unik. Jangan hanya ‘umum-umum’ saja. Maksudnya ‘umum’ itu misalnya… he is a highly motivated person… a dedicated scientist… your university is reputable… Kata-kata seperti itu boleh dijadikan “bumbu” saja tapi konten utamanya adalah hal-hal spesifik yang membuktikan kapabilitas diri kita.

      Sukses ya 🙂

      Suka

  2. Assalamualaikum Kak,
    Bagus banget Kak letter of referencenya. Gimana kalau belum punya pengalaman sama sekali sprti Kakak. Belum ada title S1 or semacamnya hanya lulusan SMK. Apa memungkinkan dipertimbangkan untuk dapat beasiswa tsb.
    Dan untuk mendapatkan Beasiswa ke Luar Negeri ada batas umur atau yang lainnya?

    Suka

    1. Wlkmslm.

      Sejauh yang saya tahu, kebanyakan beasiswa ke luar negeri adalah untuk jenjang master, doktoral, dan postdoc… mungkin ada yang buat S1 tapi sepertinya jumlahnya tidak banyak. Coba googling aja… Ada juga beasiswa untuk internship… biasanya untuk waktu singkat saja… semacam magang begitu.

      Kalau sama sekali belum punya pengalaman, mungkin sembari mencari peluang beasiswa, sambil cari pengalaman juga sebisanya 🙂 Atau mungkin selama di SMK ada ikut kegiatan apa yang bisa ditonjolkan di cv bisa juga. Semua yang relevan bisa aja ditulis di cv or surat motivasi.

      Kalau bingung, bisa dimulai dari bertanya ke diri sendiri: mau belajar ‘apa’ di luar negeri? Lalu, kira-kira ‘siapa’ ahli di bidang tersebut, dan ‘di mana’ beliau berdomisili? Nanti dari sini kita mulai bisa lebih fokus… ketemu kira-kira di negara mana kita akan belajar, dan di universitas apa, serta beasiswa apa saja yang kita bisa apply.

      Tapi bisa juga sih asal masukin beasiswa ke beberapa negara yang buka pendaftaran.

      Untuk soal umur… sepertinya ada tapi relatif longgar…

      Semoga sukses, ya!

      Suka

      1. Halo Kak, izin bertanya ya, saya baca di atas LoR kakak mencantumkan banyak sekali kegiatan organisasi dan penelitian yang berkaitan dengan major yang Kakak ambil. Sayangnya, selama kuliah saya sibuk dengan kerja part-time yang tidak berkaitan dengan major saya, apalagi tidak ada kegiatan berorganisasi, baiknya diganti dengan apa ya? terima kasih sebelumnya.

        Suka

      2. Halo juga. Maaf baru balas karena lama tidak aktif. Kalau memang sudah terlanjur, maka mungkin bisa diperbaiki mulai sekarang. Artinya, kegiatan yang dikerjakan sejalan dengan bidang pendidikan masa lalu dan masa depan yang akan di-apply. Sehingga mungkin LoR nya nanti akan lebih banyak “bercerita” terkait kegiatan pasca S1 yang mendukung urgensi studi lanjut. Ini sekadar pandangan pribadi saya, sih 🙂

        Suka

    1. Salam juga. Diperlukan. Apalagi kalau pemberi LoR adalah kepala instansi, sangat baik kalau ditambah cap instansi, yang artinya instansi secara resmi mendukung niat kita untuk studi lanjut di luar negeri.

      Suka

    1. Thanks 🙂 Sebetulnya banyak sekali yang mau ditulis… cuma terkendala kesibukan karena saya kerja part time di sini buat menyokong hidup keluarga… juga bulan depan mau punya baby insya Allah 😊

      Suka

  3. bang boleh ijin copas tulisannya, nanti saya sertakan nama abang sumber aslinya. gimana bang? untuk tulisan di schoters.com

    Suka

  4. Alhamdulillah siap bang, makasih banyak. Semoga Allah selalu memberkahi keluarga abang dan diberikan kemudahan S3 di New Zaeland Aamiin

    Suka

    1. Hi Amy, surat rekomendasi idealnya justru ditulis oleh seseorang yang sangat mengenal kita. Konten surat rekomendasi yang bagus akan berisi berapa lama pemberi rekomendasi mengenal kita dan dalam kapasitasnya sebagai apa. Untuk beasiswa tertentu (contoh AAS), hal tersebut bahkan sudah tertuang dalam format surat yang mereka buat.

      Jika pemberi rekomendasi tidak terlalu mengenal kita, maka isi surat biasanya akan umum-umum saja sehingga surat menjadi “lemah”. Semoga menjawab 😊

      Disukai oleh 1 orang

  5. Halo Kak, Saya masih newbie sekali dengan overseas scholarship
    Saya rencananya akan apply beberapa beasiswa tahun ini seperti LPDP, Australia Award dan Fulbright, Berkenaan dengan itu, apakah isi recommendation saya harus menjurus ke satu institusi? sementara saya akan melamar di beberapa institusi. Menurut mas, apakah boleh recommendation letter saya tsb bersifat umum namun menekankan tujuan saya mengambil beasiswa S-2 sehingga bisa saya gunakan sekaligus untuk seluruh beasiswa yang akan saya lamar? Dan berapa recommendation letter idealnya yang saya lampirkan untuk apply overseas scholarship? Mohon arahannya kak:)

    Suka

    1. Halo. Saya jawab dari belakang ya. Jumlah LoR biasanya 2-3 buah. Lazimnya pihak pemberi beasiswa akan menjelaskan hal ini. Pemberi LoR biasanya adalah mantan dosen pembimbing dan atasan kerja, plus (bila memungkinkan) calon dosen atau supervisor di negara yang dituju (sebagai penguat).

      Soal keumuman LoR, memang tidak ada larangan. Hanya saja, akan menjadi nilai plus apabila pihak pemberi LoR bisa menceritakan secara detail perjuangan kamu untuk kuliah di negara yang dituju. Alternatif lain, detail ‘perjuangan’ tersebut bisa kamu ceritakan di Motivation Letter.

      Semoga sukses!

      Suka

  6. salam bang, makasi postingannya sangat membantu. saya mau tanya bg, apa bedanya recomdation latter dengan latter of refernce?

    Suka

  7. Assalamualaikum KK….

    Suratnya Woow banget KK
    Alhamdulillah & terimakasih surat KK membantu saya untuk lebih tau apa yang harus saya lakukan tentang surat rekomendasi tersebut.

    KK dgn segudang pengalamannya KK yg luar biasa sekali, saya sangat tercengang oleh itu dan merasa rendah diri untuk mendaftar beasiswa luar negeri. Namun memberi motivasi untuk lebih giat melatih dan menguji diri dlm dunia yang kami geluti, Sera mencari pengalaman, terutama bagi kami yang berada di daerah terpencil sebelah Timur Indonesia, Fakfak Papua Barat.

    Hal yg membuat saya kesulitan adalah saya pernah mendengar bahwa surat rekomendasi alangkah baiknya diberikan oleh dosen dengar dari gol. Yg tinggi, sementara dosen yg tau betul tentang bagaimana saya mempunyai golongan yg tidak terlalu tinggi di jurusan saya, tapi bagi saya Belian adalah dosen terbaik. Apakah gol. Sangat berpengaruh dalam hal ini KK?? Mohon penjelasannya kk ??

    Suka

    1. Wlkmslm, Kartika.

      Sebetulnya, kunci agar LoR kita bagus adalah, aktif di berbagai kegiatan ilmiah yang relevan dengan minat kita. Misal, menjadi asisten lab/ praktikum/ dosen, membantu proyek dosen, mengikuti lomba karya tulis atau mahasiswa berprestasi, dan lain sebagainya. Keaktifan itu nanti yang akan membuat surat rekomendasi menjadi lebih “kaya” dan meyakinkan.

      Untuk rekomendasi dari dosen, apakah yang dimaksud adalah golongan sebagai PNS? Menurut saya, akan tetap lebih “sakti” surat yang ditulis oleh pihak yang betul-betul bisa menceritakan kelebihan kita, ketimbang ditulis oleh “pejabat”, namun isinya umum sekali.

      Semoga sukses, ya!

      Suka

  8. Halo bang,, mau tanya ,sy sudah buat surat rekomendasi sendiri buat dosen saya dulu di S1. Dia sdh mengijinkan dan menandatangani. Apakah perlu stempel universitas atau ttd saja bang. Thanks

    Suka

  9. haiii kaa,, baguus sekalii postingannya.. ka aku mau tanya aku mau daftar scholarshipp buat bachelor degree nihh. dan untuk recomendation letter itu harus dari guru sekolahh ku yang di sma yaa,, atau recomendation dari atasan kerjaku apakah bisa? sekarang sii posisinya aku masihh kerja di perusahaan startup si ka.. mohon bantann dan infonya kaa

    Suka

    1. Halo, Sintia
      Mungkin bisa dicek dulu pihak kampus atau pemberi beasiswanya: pemberi rekomendasi sebaiknya siapa. Tapi kalau tidak ada, ya, sepertinya bisa dari guru dan atasan sekarang. Yang penting, pemberi rekomendasi adalah orang yang tahu dan bisa menjelaskan “sepak terjang” kita sejauh ini. Semoga sukses, ya.

      Suka

  10. Halo kak salam kenal, saya mau bertanya kalau surat rekomendasi untuk melanjutkan s2 dan untuk mendaftar beasiswa ke luar negeri apakah harus menggunakan kop instansi? bagaimana jika dosen yg akan memberikan surat rekomendasi kpd saya tidak memiliki jabatan tertentu dlm struktur sehingga tdk bisa mengeluarkan surat menggunakan kop instansi dan hanya surat personal dari beliau? Mohon pencerahannya, terima kasih 🙂

    Suka

    1. Halo juga, sebaiknya memang begitu agar bisa lebih meyakinkan pihak pemberi beasiswa bahwa penulis surat rekomendasi berafiliasi resmi dengan instansi tertentu.

      Jika tidak punya jabatan struktural, bisa diakali dengan memodifikasi bentuk surat: penulis surat mencantumkan detail instansi (alamat, telepon, dan email instansi) di bagian atas kanan surat. Di luar negeri, logo instansi bahkan bisa dipakai oleh dosen “biasa”. Ada email tidak? Nanti saya kirim beberapa contoh.

      Suka

  11. Halo kak salam kenal. Kebetulan saya juga memiliki permasalahan yang sama dengan kak widya dan kak rikard. Apakah kakak juga berkenan untuk mengirimkan contoh LOA tersebut ke email saya nfaiza99@gmail.com
    Terimakasih sebelumnya

    Suka

  12. halo kak joko, postingan yang bagus dan bermanfaat salam kenal ya ka.. saya kebetulan lagi mau mendaftar beasiswa ytb dan punya kendala yg serupa dengan kak widya dan kak rikard.. jika berkenan apa ka joko mau mengirim Letter of Recommendation tsb ke email saya ka irmagdalena49@gmail.com

    makasih ya ka, semoga semakin sukses kedepannya 🙂

    Suka

  13. Hi Pak Joko, I came across your website and has been enjoying a lot of your contents. If you don’t mind I would really love to collaborate with you as your story is very interesting and worth to be shared with. Please e-mail me at hello@anakrantau.id, looking forward to discussing with you!

    Suka

  14. masyaAllah tulisan ini sangat membantu saya tuk mendaftar beasiswa S3, oia boleh tau apakah dosen yg pemberi rekomendasi harus bergelar proffesor? soalnya ada beberapa dosen bergelar doktor tapi sangat mengisnpirasi saya dan sy memang lebih sering ikut kegiatan dosen tersebut

    Suka

Tinggalkan komentar